Pada masa dahulu kala di zaman Tian Chu (India), para penduduk hidup dalam keadaan menderita, kelaparan, miskin dan diserang oleh berbagai macam penyakit. Sebaliknya, para bangsawan hidup mewah, berfoya-foya dan bersikap semena-mena terhadap rakyat jelata. Hawa iblis timbul dari ‘”kebencian” kaum miskin dan “keserakahan” kaum bangsawan. Saat itulah sang ketua kaum brahmana mengambil kesempatan untuk menguasai seluruh negeri serta membangkitkan 5 siluman racun; Hawa nafsu, Harta, Pikiran, tindakan, dan Pengetahuan. Kelima racun tersebut bersumber dari hawa jahat manusia yang merajalela tiada henti, membawa penderitaan dan menggempakan bumi langit.
Di saat kritis Shidarta Gautama hadir ke bumi, bertekad untuk membasmi iblis dan para siluman yang merajalela mencelakai umat manusia. Berkomplot dengan siluman 5 racun, Brahmana mengeroyok Sidharta. Pertarungan berlangsung hingga 7 hari 7 malam, akhirnya sang Budha pun terdesak. Di ambang batas hidup mati, Sidharta terapung antara batas dunia dan nirwana, terlepas dari semua penderitaan. Saat itulah Sidharta menyadari akan segala keberadaan di alam semesta. Gunung yang tinggi, gemericik air sungai, jutaan hewan dan insan, segala perubahan yang ada di dunia ini pada dasarnya adalah satu. Dari sinilah muncul sebuah kebijaksanaan agung. Kebijaksaan agung tersebut mampu mengendalikan alam, hingga terciptalah sebuah jurus hebat bernama “Tapak Sakti Budha”. Ada 9 bentuk jurus, kekuatannya menggelegar dan membahana, menghancurkan para iblis dan siluman tersebut;
Jurus ke-1; Cahaya buddha muncul / Sinar Sang Budha Menyeruak
Jurus ke-2; Buddha Mengguncang Sungai gunung / Budha menghentak Jagad
Jurus ke-3; Lampu Buddha Bertudung Emas / Lentera Budha di Puncak Emas
Jurus ke-4; Budha Menegur Ghalan / Buddha Bertanya pada Rama Bodhisatva
Jurus ke-5; Menyambut Buddha di Nirwana / Menyongsong Budha di langit Barat
Jurus ke-6; Buddha Lahir ke Dunia / Budah Turun ke Jagad
Jurus ke-7; Buddha menyinari Dunia / Sinar sang Buddha Menerangi Jagad
Jurus ke-8; Dharma Buddha tak Bertepi / Kesaktian Buddha Tiada Tara
Jurus ke-9; Segenap Buddha Menyembah Sakyamuni / Para Buddha Menghadap yang Maha Suci.
Setiap jurus memiliki daya serang yang dasyat dan tak terbendung, namun juga terdapat kekuatan alam semesta yang memelihara dan menjaga kehidupan. Dipadukan dengan Ilmu Es Penolak api yang tercipta dari Ilmu Api Suci Persia dan Ilmu Es Hitam India, jurus ini pun menjadikan jurus sakti paling hebat dari semua jurus yang ada di rimba persilatan. Setiap jurus memiliki karakteristik dan penyerapan energi alam dengan sikap mudra yang berbeda-beda ketika mengerahkannya. Namun jurus ke-9; Segenap Buddha Menyembah Sakyamuni memiliki keunikan yang tidak dimiliki 8 jurus lainnya. Jurus ini hanya bisa dikuasai jika seseorang telah menguasai 8 jurus awal terlebih dahulu. Ini dikarenakan jurus ke-9 merupakan esensi dari jurus ke-1 sampai jurus ke-8. Selain memiliki kekuatan yang lebih dasyat, jurus Segenap Buddha Menyembah Sakyamuni memiliki kekuatan untuk menetralisir atau menguraikan segala macam bentuk serangan sekuat apapun.
Setelah membasmi para iblis di tanah Tian Chu, Sidharta memperoleh wahyu di bawah pohon Bodhi lalu mewariskan jurus sakti tersebut kepada para 9 muridnya untuk mencegah kembalinya iblis. Kemampuan 9 muridnya terbatas, tidak bisa mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Maka diciptakanlah 9 senjata Pusaka Prajurit Buddha. Masing-masing murid meiliki satu senjata pusaka agar kelak mereka memiliki bekal untuk membasmi iblis.
Waktu pun berlalu, meski sandi rapalan jurus ke-9 masih tersimpan di kuil Xilai di India namun sandi 8 jurus lainnya tesebar di daratan Cina. Ketika dinasti Han runtuh berganti Dinasti Sui, Yang Kwang sang kaisar dinasti Sui memerintah dengan lalim. Ketika masa itu muncul seorang putra naga yang bernama Lie Shi Min, putra kedua dari perdana menteri Lie Yuan yang menguasai 4 Jurus tapak Buddha. Dengan jurus sakti Tapak Buddha dan pedang langit, Lie shi Min meruntuhkan dinasti Sui dan membangun Dinasti Tang Raya.
Dinasti Tang bertahan hingga 3 abad lamanya dan runtuh pada generasi ke-20. Perang pun kembali berkecamuk. Negeri dalam keadaan kacau balau dan tibalah priode 5 dinasti dan 10 kerajaan. Di Masa pemerintahan 5 dinasti para jagoan berebut wilayah kekuasaan, negara terpecah belah, pemerintah amat bobrok, moral semakin merosot dan rakyat hidup dalam penderitaan. Pergantian 5 dinasti berlangsung cepat hanya dalam 40 tahun, hingga akhirnya di tahun 947 masehi, Liu Zhiu Yuan membangun kerajaan dinasti Han.
Di masa kekacauan itulah jurus Tapak Buddha kembali muncul di rimba persilatan melalui Li Wu Ming yang merupakan keturunan dari dinasti Tang. Namun Li Wu Ming tak berumur panjang, sebelum dirinya mangkat ia pun mewariskan 3 jurus Tapak Buddha yang dikuasainya kepada seorang pemuda yang telah diangkat sebagai muridnya bernama Long Ge Er. Long Ge Er amat berjodoh dengan sang Buddha, hati yang murni dan sikap welas asih yang dimilikinya menjadikan dirinya sebagai pewaris sejati dari Tapak Buddha. Long Ge Er menguasai 9 jurus Tapak Buddha secara sempurna, dipadu dengan 9 senjata Prajurit buddha yang menyatu dalam tubuhnya, menjadikan dirinya sebagai sosok pendekar tangguh bahkan dapat mengalahkan ilmu-ilmu terdasyat pada masa itu, sepeti Ilmu Kitab langit dan Ilmu Halilintar Ungu. Setelah mengembalikan kedamaian di tanah daratan, Long Ge Er pun menyepi dan mengundurkan diri dari rimba persilatan.
Setelah zaman semakin berganti dan waktu semakin berlalu, 9 bilah senjata Prajurit Buddha menghilang dari dunia. Yang tersisa hanyalah Rapalan Sandi Tapak Budha yang telah tersebar ke 3 Daratan. Yaitu di Perguruan Shaolin Cina, Aliran Rahasia di Istana Potala Tibet dan juga India yang merupakan tempat asal Tapak Buddha itu sendiri.
Kuil Shaolin di Cina mendapatkan 4 jurus pertama Tapak Buddha yang kemudian diubah menjadi 4 Jurus Pedang Sakti Bodhidarma. Kekuatan dari Jurus ini bahkan cukup ampuh untuk melawan Pedang Sakti 9 Matahari. Sementara di Aliran Rahasia Tibet memperoleh satu jurus pertama Tapak Buddha yang kemudian diubah menjadi satu aliran Kung Fu Tapak Zhen Yan yang dipadu dengan Ilmu Sutra Prajnaparamita. Sementara India masih menyimpan baik Rapalan 9 sandi Tapak Buddha secara utuh, termasuk juga Ilmu Es Penangkal api.
Meski Jurus Tapak Buddha memiliki dasar tenaga dalam Ilmu Es Penangkal Api. Namun jurus ini juga tak kalah hebatnya jika dipadukan dengan Ilmu Sutra Prajnaparamita dari Tibet. Ataupun dengan ilmu ciptaan Bodhidarma seperti Ilmu Perisai Lonceng Emas dan Ilmu Pengubah Otot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar